nga.GO.blog™

toelisan oesang jang tak bermakna

Facebook
RSS
Kreasi Moeda Moedi Pentjinta Tjoretan Tangan

TV ONLINE RCTI, TRANS TV, SCTV, GLOBAL TV by Mivo Tv

__________________________________________________________________

Arti Dirimu Untukku

Di dirimu aku menemukan
Yang mencintaiku
Yang menyayangiku
Di dirimu aku ketakutan
Kau biarkanku
Kau tinggalkanku


Bila kamu tak lagi denganku
Ku tak tahu apa ‘tuk jalani hidupku
Bila memang kau pergi dariku
Ku tak ada lagi di dunia ini


Mengertikah kau siang malamku
Dan tangis tawaku
Kau semua hidupku
Pandang aku pandanglah hatiku
Aku tak mampu melangkah tanpamu


Bukan ku tak punya harga diri
Tapi dirimu begitu berarti
Kaulah nafasku engkau harga diriku
Mengerti aku….
[ Read More ]

Jujur Aku Tak Sanggup

Oh ini kisah sedihku
Ku meninggalkan dia
Betapa bodohnya aku

Dan kini aku menyesal
Melepas keindahan
Dan itu kamu


Tuhan tolonglah aku
Kembalikan dia
Ke dalam pelukku
Karena ku tak bisa
Mengganti dirinya
Ku akui jujur aku tak sanggup
sungguh aku tak bisa

Dan tlah ku jalani semua
Cinta selain kamu
Tapi tak ada yang sama

Beribu cara kutempuh
Tuk melupakan kamu
Tapi tak mampu


oooo, sungguh aku tak bisa
jujur aku tak sanggup
sungguh aku tak bisa
[ Read More ]

MALAIKAT HUJAN


AKU tak suka hujan.
    Bagiku tiap rintiknya adalah bencana. Awan hitam yang menggulung sebelum kehadirannya tampak seperti asap para penyihir yang siap disemburkan untuk meneluh tiap korbannya. Apalagi ketika gelegar petir menyertainya, bagiku mendadak dunia seperti neraka, sungguh menakutkan.
    Aku tak suka hujan.
    Entah mengapa, semua cerita sedihku selalu diiringi olehnya. Ibuku meninggal ketika hujan. Ayahku pergi dari rumah ketika hujan. Aku diusir dari kontrakan ketika hujan. Hari pertama aku putus sekolah ketika hujan. Dan pertama kali aku menjadi pengamen jalanan pun ketika hujan.
     Aku tak suka hujan.
    Ketika hujan, aku memilih untuk bersembunyi di dalam gudang tua tak terpakai, pusat-pusat perbelanjaan, pasar-pasar tradisional, ataupun musala terdekat yang aku lihat. Aku memilih untuk tak berkuyup-kuyup menantang hujan seperti teman-teman jalananku. Aku memilih untuk menghindari hujan walaupun berjam-jam lamanya aku mesti bersembunyi. Walaupun banyak teman yang meledekku, aku tak peduli.
    Karena sungguh aku tak suka hujan.
    Lain halnya dengan Marni. Sahabat dekatku itu justru menyukai hujan. Ia selalu tampak gembira ketika awan hitam mulai menutupi sinar mentari. Ia akan menari-nari ketika rintik air telah membasahi bumi. Padahal tak sedikit pengamen yang sering menggerutu ketika hujan datang karena mereka mau tak mau mesti mencari uang dalam keadaan basah dan dingin. Tapi anehnya performa jalanan Marni justru lebih memukau ketika hujan. Begitu yang aku dengar dari teman-teman. Aku tak pernah menyaksikan langsung bagaimana kebahagiaan dan penampilannya ketika turun hujan karena pada saat itu aku pasti sedang bersembunyi menghindari hujan.
    Pernah suatu saat aku menanyakan perihal kesenangannya pada hujan.
    "Hujan itu rahmat, Sus. Dalam tiap tetesnya ada kebaikan yang coba Tuhan bagikan pada manusia. Begitu yang aku dengar dari ceramah di masjid alun-alun," jawabnya dengan senyum tersungging.
    Tetap saja aku tak suka hujan.
    Apalagi minggu kemarin aku hampir diciduk polisi. Razia itu membuat aku mesti berlari ke sana-kemari menghindari kejaran mereka, dan itu terjadi ketika rintik gerimis mulai aku rasakan, padahal biasanya aku selalu bergegas pergi sembunyi ketika melihat tanda-tanda akan turun hujan. Ah, rasanya petaka selalu menghampiriku ketika hujan. Mungkin Marni mengalami hal yang sebaliknya sehingga dia menyukai hujan, tapi itu sama sekali tidak membuat persepsiku berubah tentang hujan.
**
    AKU tak suka hujan.
    Berkali-kali aku katakan itu pada Marni, tapi pagi itu dengan setengah memaksa ia menarikku ke jalanan ketika hujan akan datang.
    "Ayo, Sus, kamu harus merasakan langsung nikmatnya guyuran hujan, agar rasa takutmu padanya hilang!" serunya.
    Dengan sekuat tenaga aku mencoba melepaskan tangannya yang kuat memegangiku. Kakiku pun kupaksakan untuk tak beranjak dari gubuk kardus tempatku tinggal. Menurutku perbuatan Marni sungguh konyol. Apa yang membuat dia begitu menginginkan aku untuk menantang hujan? Tapi semua usahaku itu sia-sia. Marni, yang memiliki tubuh yang lebih besar dariku, berhasil menarikku hingga ke tepian jalan.
    Rasa takut mulai menyelimutiku ketika tetesan hujan sedikit demi sedikit membasahi tubuhku.
    "Lihatlah, Sus! Hujan ini tidak akan membunuhmu. Ayo kita rayakan kedatangan rahmat Tuhan ini!" teriak Susi dengan tubuh menari-nari tapi satu tangannya masih erat memegangiku.
    Aku pasrah. Rasa takut membuat tubuhku mendadak lemas. Hanya sesekali aku menyeka tetesan hujan di wajahku. Rasanya asin. Aku tak tahu apakah ini memang tetesan hujan atau air mataku yang mengucur. Marni mungkin merasakan tanganku yang mengendur sehingga ia pun akhirnya melepaskan pegangannya pada tanganku.
    Aku tak suka hujan.
    Empat belas tahun aku hidup, baru kali ini aku memasrahkan diriku diterkam basahnya hujan. Tubuhku menggigil, tapi anehnya aku tidak beranjak untuk menghindari hujan. Aku memilih untuk berjongkok di tepian jalan.
    Aku heran temanku Marni begitu antusias menyambut hujan. Ia melenggang ke sana-kemari sambil mendendangkan macam-macam lagu. Ketika lampu merah, ia langsung menghampiri angkutan umum yang berhenti dan dengan tubuh yang basah ia menyanyikan lagu band kesukaannya, ST-12.
    Kuperhatikan mimik wajah temanku yang sedang mengamen itu. Wajahnya tampak cerah, jauh dari kesan mendung, rambut ikalnya basah. Tubuh yang sedikit gemuk itu bergoyang dengan lincahnya. Walaupun ia mengamen tanpa membawa alat musik apa pun, keceriaannya mampu menyihir para penumpang angkutan umum untuk memberinya sekeping rupiah.
    Padahal kisah hidup Marni tidak lebih baik dariku. Ia yang lebih muda satu tahun dariku telah menjadi anak jalanan ketika usianya baru empat tahun, lain denganku yang akhirnya terpaksa hidup di jalanan ketika aku mesti putus sekolah menjelang ujian akhir sekolah dasar.
    Kuperhatikan juga mimik wajahku sendiri di genangan air di depanku. Wajah yang kusam. Jelas aku sudah tidak tahu bagaimana cara tersenyum yang baik, kesan sinis selalu aku tampakkan. Rambut panjangku selalu aku biarkan tergerai, menutupi sebagian wajahku, lebih tepatnya menutupi rasa kerendahdirianku. Saat mengamen pun aku tidak pernah berani bernyanyi. Aku biasanya memilih untuk mengiringi Marni atau teman jalananku yang lain dengan gitar usang kepunyaanku.
    Hampir setengah jam aku jongkok di tepian jalan, menyaksikan penampilan Marni dan teman-teman jalanan lainnya, menyaksikan hilir-mudik kendaraan, para pedagang asongan, serta orang-orang yang lalu lalang menyeberangi jalan. Dan tak dapat aku percaya, aku menyaksikan semua itu di tengah guyuran hujan yang cukup deras.
    Aku tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Apa karena aku terlalu syok sehingga tidak bisa menggerakkan kakiku untuk berlari menghindari hujan, atau karena rasa kagumku menyaksikan sahabatku Marni? Benar kata teman-teman, penampilan Marni tatkala hujan sungguh memukau. Suara gemericik hujan seperti mengiringinya berdendang. Cahaya kendaraan yang terpantulkan dari tetesan hujan menambah pesona Marni sebagai artis jalanan. Ia tampak seperti malaikat yang ditugaskan Tuhan untuk membasahi bumi dengan hujan dan menebar kebahagiaan di tengah kekesalan para pengguna jalan yang terjebak hujan.
    Kulihat Marni mendekatiku. Ia pun jongkok di depanku dan berkata,
    "Benar, kan, Sus, hujan itu rahmat, hujan itu kebahagiaan, hujan itu kebaikan. Kau tidak boleh lagi mencela anugerah Tuhan ini, oke?"
    Sepertinya Marni ingin mengubah semua persepsiku tentang hujan. Aku tak menjawab apa-apa. Aku hanya menundukkan wajahku lebih dalam, tapi tampaknya ia sudah bisa menebak isi kepalaku dengan hanya melihat diriku yang pasrah diguyur hujan.
    Marni pun mencubit lenganku, tidak sakit.
    Aku diam tak merespons perbuatannya.
    Ia pun mencubitku kembali. Agaknya ia memang menunggu respons dariku.
    Aku pun membalas mencubit pinggangnya. Marni sedikit terkejut, lalu ia terkekeh-kekeh. Deretan giginya yang tidak rapi membuatnya tampak lucu. Dan tak dapat kututupi senyum yang kurasa kini tersungging di bibirku.
    Tanpa menungguku Marni kembali berlari ceria menuju jalan raya. Namun mendadak senyumku surut, ketika sosok tubuh gempal itu terlempar dari badan jalan.
    Kudengar keriuhan di depanku, dan dapat kusaksikan genangan air hujan di sana telah berubah menjadi berwarna merah.
    Tubuhku limbung.
    Sungguh, Tuhan, aku tidak suka hujan!
[ Read More ]

Apakah GAGAL itu WAJIB???

Hari ini saya GAGAL!
Ingat dan catat tanggal ini!

Apakah setiap orang wajib GAGAL adakah orang yang selama hidupnya tak pernah GAGAL atau sebaliknya adakah GAGAL yang hakiki,yang jelas hari ini saya GAGAL
yaa GAGAL yang signifikan,GAGAL yang belum saya alami selama 17 tahun hidup saya entah pembelaan apalagi terhadap diri saya yang jelas orang-orang diluar sana dengan omongan-omongan busuknya mencaci,memaki,menghina saya melebihi seorang firaun apakah ini salah saya orang-orang diluar sana hanya mengetahui hasil dan tanpa melihat setiap proses yang dilalui dan menganggap

GAGAL=PECUNDANG!

GAGAL=BODOH!

GAGAL=PAYAH!

Ahhh...sudahlah yang jelas saya telah GAGAL sudah berkurang semangat saya untuk "fight" saya sudah lemah masalahnya apakah saya akan berkutat dalam kondisi seperti ini berlarut dalam penyesalan yang mendalam dan tanpa ujung yang jelas tak adalagi yang peduli dengan orang GAGAL,hanya TUHAN dan DIRI SENDIRI yang peduli.

Hanya kata-kata motivasi yang setidaknya mengurangi se-per-sekian penyesalan saya

Yaa Allah apakah engkau telah menguji hambamu ini,hamba yang tak pernah bersukur selama ini ataukah ini sebuah kutukan atau ini semua kesalahan saya dan jika ini semua kesalahan saya hanya kata maaf yang bisa saya ucapkan tak lebih

TETAPI

SAYA GAGAL DAN SAYA BANGGA KARENA HANYA TUHAN DAN SAYA YANG TAHU APA FAKTOR YANG MEMBUAT SAYA GAGAL!
PEMBUKTIAN ADALAH LANGKAH YANG TEPAT UNTUK MENUTUP OMONGAN ORANG-ORANG DISANA KARENA TIDAK ADA KATA GAGAL YANG ADA SUKSES DAN BELAJAR!

SEKALI LAGI

SAYA GAGAL DAN SAYA BANGGA!
[ Read More ]

''ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN" ( Untuk Direnungkan )

Hari ini ku mati,
Perlahan...
Tubuhku ditutup tanah.
Perlahan...
Semua pergi meninggalkanku...

Masih terdengar jelas langkah² terakhir mereka,
Aku sendirian,
Di tempat gelap yg tak pernah terbayang,
Sendiri,
Menunggu pertanyaan malaikat...

Belahan hati,
Belahan jiwa pun pergi.
Apa lagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa² lagi bagi mereka...

Sanak keluarga menangis,
Sangat pedih,
Aku pun demikian,
Tak kalah sedih...

Tetapi aku tetap sendiri,
Disini, menunggu perhitungan.
Menyesal sudah tak mungkin.
Tobat tak lagi dianggap,
Dan maaf pun tak bakal didengar,
Aku benar² harus sendiri...

Ya ALLAH jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milikMU,
Untuk aku perbaiki diriku,
Aku ingin memohon maaf pada mereka...

Yg selama ini telah merasakan zalimku,
Yg selama ini sengsara karena aku,
Tersakiti karena aku...

Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yg telah kukumpulkan,
Yg bahkan kumakan,
Yaa ALLAH Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah & ibu tercinta...

Teringat kata² kasar & keras yg menyakitkn hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,

Beri juga ya ALLAH aku waktu untuk berkumpul dgn keluargaku,
Menyenangkan saudara²ku..
Untuk sungguh² beramal soleh.

Aku sungguh ingin bersujud dihadapan-Mu lebih lama lagi..
Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yg pernah kuraih dulu,
Tak ada artinya sama sekali...

Mengapa kusia²kan waktu hidup yg hanya sekali itu...?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu...

Aku dimakamkan hari ini
Dan ketika semua menjadi tak termaafkan
Dan ketika semua menjadi terlambat
Dan ketika aku
harus sendiri...
Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan di Padang Masyar...

Ya RABB sampaikan salamku utk sahabatku yg selalu mengingatkanku akan hari terakhirku didunia
[ Read More ]

Bersabarlah ( Kakak )

Kak, bersabarlah…
Sepahit apapun getir kehidupan yang kau rasa
Sesakit apapun luka yang kau derita
Sesusah apapun jalan yang kau telusuri
Tegarlah, seperti karang di lautan yang tak tergoyahkan riak gelombang

Kak, bersabarlah…
Aku disini, disampingmu kan menghapus air matamu
Aku disini, menemanimu mengusir sepimu
Aku disini, senantiasa menjaga bintang-bintangmu
Aku disini, selalu menjadi dermaga jiwamu

Kak, bersabarlah…
Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya
Tapi awal perjalanan kakak tuk merangkai cerita baru
Kesedihan bukanlah gundukan tanah yang akan mengubur hatimu
Tapi perkasa langit yang akan menjunjung hatimu

Kak, bersabarlah…
Tak perlu kakak takut…
Cengkramlah congkaknya mataharimu dalam genggaman teduhnya rembulanmu
Meski bintang-bintangmu telah terkoyak bersama luka deritamu
Kelak, dirinya kan bersujud menangis tak bisa mengurai air matanya

Kak, bersabarlah…
Tak perlu kakak risau…
Yakinlah, suatu ketika akan kau temukan bersama takdirnya Tuhan
Dalam dekapan kedamaian dan cinta kasihNYA…
[ Read More ]

Hidup Adalah Belajar

Belajar bersyukur meski kekurangan,
Belajar tersnyum meski terluka,
Belajar sabar meski tak kuat,
Dan belajar lebih baik tuk jadi yangg terbaik,,
[ Read More ]